Sunday, 24 March 2019

PERAWAN GADIS SMA DIPERKOSA TEMANNYA

Gadis Perawan Diperkosa Temannya Sendiri

Cerita Seks Gadis Perawan

18plusceritaseks - Hari itu Yuli terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi, Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMA. Yuli adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-15.
Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Yuli selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Yuli belum menjatuhkan pilihannya.

Alasannya cukup klasik, “Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan..” begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Yuli, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Yuli mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.

Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Yuli sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Anton (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Yuli, hari itu mengajak dua rekannya (Iwan dan Tejo) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Yuli, karena Anton yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Yuli.


Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Anton dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Yuli akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Yuli gugup dan terjatuh dari motornya. Anton yang berada di dalam mobil beranjak keluar.
“Hai yul.., jatuh ya..?” kata Anton dengan santainya.
“Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?” hardik Yuli dengan wajah kesal.
“Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar..” kata Anton yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
“Ntar apa..?” potong Yuli yang masih dengan wajah kesal.
“Ntar gue perkosa lo..!”

“Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!” bentak Yuli.

Air mata di pipinya mulai menetes karena Anton tetap menghalangi jalannya.
“Anton please.., minggir dong..!” pintanya sudah tidak sabaran lagi.
Anton mulai mendekati Yuli yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Yuli yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Iwan yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.
“Ayo kita angkut dia..!” perintah Anton kepada teman-temannya.

Singkat cerita, Yuli dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.

Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Anton. Yuli mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Yuli. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Yuli.

Setelah menelanjangi Yuli sehingga Yuli benar-benar bugil. Sekali sentak Iwan menjambak rambut Yuli dan menariknya, sehingga tubuh Yuli yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Iwan.
“An.., lo mau gue apain nih cewek..?” kata Iwan sambil melirik ke arah Anton.
“Terserah deh.., emang gue pikirin..!”
Iwan menatap sebentar ke arah Yuli yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, “PLAK..!” tamparan Iwan melayang ke pipinya.

0 comments:

Post a Comment